Materi Microwave Link - Tabita Amelia Tabana

Materi Microwave Link





 Microwave Link
Microwave Link adalah sistem komunikasi radio titik ke titik (point to point) melalui gelombang mikro yang antara lain digunakan pada sistem backbone telekomunikasi, dan transmision link, serta mempunyai fungsi untuk mentransmisikan informasi dari satu stasiun/titik ke stasiun/titik lain (point to point).

Antena Microwave - memiliki fungsi untuk menerima serta memancarkan gelombang micro / radio dari BTS ke Base Station Controller (BSC), atau juga dari Base Transceiver Station (BTS) ke Base Transceiver Station (BTS).

Microwave System - dalam microwave system ini dibagi menjadi dua bagian yaitu indoor unit dan outdoor unit. Indoor unit berada di dalam shelter dan Outdoor unit itu berada dan melekat pada antena Microwave.

Microwave Link satu arah mencangkup empat elemen utama yaitu : pemancar, penerima, saluran transmisi, dan antena. Komponen ini berada disetiap sistem komunikasi radio, termasuk telepon seluler, radio dua arah, jaringan nirkabel dan penyiaran komersial.

Komponen Microwave Link

Di dalam Microwave Link terdapat beberapa komponen, berikut ini adalah komponen utama dari Microwave Link :

  • Indoor Unit (IDU)
    • berfungsi sebagai modulator-demodulator signal. Selain itu juga berfungsi sebagai forward error correction (FEC). Indoor unit biasanya di letakan dalam gedung.
  • Outdoot Unit (ODU)
    • berfungsi untuk melakukan konversi signal digital termodulasi yang mempunyai frekuensi dari rendah ke frekuensi tinggi. Daya Outdoor Unit dicatu dari Indoor unit melalui kabel koaksial. 
  • Antena
    • antena berguna untuk mentransfer energi elektromagnetik dari ruang bebas ke saluran transimisi dan sebaliknya.
  • Waveguide
    • berguna untuk meminimalisir redaman (loss) yaitu salah satu kunci dari link microwave.
  • Menara
    • Digunakan untuk menompang Microwave Antena, perhitungan dalam jumlah antena dan beban total harus benar agar tidak melampaui kapasitas beban maksimum dari menara.
Saluran Pada Microwave Link

Berikut ini beberapa saluran pada Microwave Link, saluran microwave dapat di bagi menjadi 3 kategori yaitu :

  • Long Haul
    • Long Haul memiliki frekuensi kerja 2-10GHz, dan pada kondisi iklim dan frekuensi yang normal dapat menempuh hingga rentang 45km - 80km. Frekuensi yang dipergunakan yaitu 2, 7, dan 10 GHz.
  • Medium Haul
    • Medium Haul memiliki frekuensi kerja 11-20GHz, panjang hop antara 40km dan 20km. Frekuensi yang digunakan adalah 13, 15, dan 18 GHz.
  • Short Haul
    • Short Haul menjangkau jarak paling pendek, dan bekerja pada jangkauan frekuensi tinggi (23-58 GHz). Frekuensi yang digunakan adalah 23, 26, 27, 38, 55 dan 58 GHz.

- Definisi dan Singkatan Jaringan Microwave Link

- Backbone telekomunikasi adalah komunikasi radio terestrial yang dipakai untuk kapasitas besar (SDH STM-1).
- Transmision Link adalah komunikasi radio terestrial yang dipakai untuk kapasitas kecil dan menengah.
- Microwave Link adalah sistem komunikasi radio titik ke titik (point to point) melalui gelombang mikro yang antara lain digunakan pada sistem backbone telekomunikasi, dan transmision link, serta mempunyai fungsi untuk mentransmisikan informasi dari satu stasiun/titik ke stasiun/titik lain (point to point).
- Studio Transmitter Link adalah komunikasi dari titik ke titik (point to point) yang menghubungkan stasiun penyiaran (studio) dari suatu lembaga penyiaran ke sarana pemancar dan/atau sarana transmisi (transmitter) untuk menyalurkan siaran.
- Spurious Emission adalah emisi gelombang radio di luar bandwidth yang ditentukan.
- Antena merupakan sub perangkat radio yang berfungsi untuk memancarkan atau menerima suatu sinyal frekuensi radio.

- ATM : Asynchronous Transfer Mode
- BER : Bit Error Rate
- CBR : Constant Bit Rate
- CS : Channel Separation
- dB : Decibel
- dBm : Decibel mili
- EWS : Engineering Work Station
- GE : Gigabit Ethernet
- GUI : Graphical User Interface
- HDB3 : High Density Bipolar 3
- IDU : Indoor Unit
- IP   : Internet Protocol
- ODU : Outdoor Unit  
- PDH : Plesiochronous Digital Hierarchy
- PSK : Phase-Shift Keying
- QAM : Quadrature amplitude modulation
- QPSK : Quadrature Phase-Shift Keying
- RIC : Radio Interface Capacities
- RSL : Receive Input Signal Level
- SDH : Synchronous Digital Hierarchy
- STM : Synchronous Transport Module
- TDM : Time-Division Multiplexing
- UBR : Unspecified Bit Rate
- VBR-rt : Variable Bit Rate – real time


Pengertian IP Address

IP Address merupakan serangkaian angka yang menjadi identitas perangkat dan terhubung ke internet atau infrastruktur jaringan lainnya. Apa fungsinya? Fungsinya bisa diumpamakan sebagai nomor rumah pada alamat, yakni memastikan agar data dikirimkan ke perangkat yang tepat. Untuk panjangnya rangkaian angka dimulai dari 0.0.0.0 hingga 255.255.255.255.

- Fungsi IP Address

Adanya IP address berfungsi agar setiap perangkat yang menggunakan koneksi internet bisa saling menghubungi satu sama lain. Namun, bukan itu saja. Sederetan angka di IP Address juga mempunyai fungsi lainnya, lho. Selain diumpamakan sebagai nomor telepon, IP address juga bisa kita umpamakan sebagai nama orang dan alamat rumah.  IP address adalah identitas untuk sebuah komputer dalam suatu jaringan internet. Oleh karena itu, pemilik sebuah website dapat mengetahui semua IP address yang mengakses situsnya sendiri. Selanjutnya, IP address berfungsi sebagai alamat pengiriman data ke perangkat yang kita gunakan. Ketika kita mengakses sebuah situs, sebenarnya ada proses pengunduhan (download data) data yang dikirim dari situs itu. Proses itu dimungkinkan berkat adanya IP address.  Jika kita ibaratkan, IP address merupakan nomor yang berfungsi untuk memastikan paket (data) dikirim ke rumah (perangkat) yang tepat. Dengan kata lain, fungsi IP address yaitu sebagai media komunikasi bagi suatu perangkat agar permintaan untuknya diarahkan ke tujuan yang tepat melalui jaringan.


 IP ADDRESS VERSI 4 (IPv4)

Internet Protocol version 4 atau IPv4 adalah versi pertama IP address yang paling banyak digunakan. Versi ini mengutamakan alur pengiriman data yang paling memungkinkan, tapi tidak menjamin kualitas pengiriman data atau layanan. Artinya, pengguna mungkin menjumpai lagging dan masalah lain yang mungkin terjadi karena naik turunnya beban traffic internet pada saat ini. IPv4 juga merupakan protokol tanpa koneksi, yang berarti pengiriman paket data akan tetap dilakukan tanpa harus memastikan apakah perangkat yang dituju sudah siap. Keunggulan IPv4 adalah protokol ini bisa mengirimkan paket melalui jalur alternatif apabila koneksi sedang terhambat atau router mengalami masalah. Versi IP ini menggunakan alamat 32-bit, yaitu format yang paling umum untuk IP address saat ini. Alamat IPv4 terdiri dari empat angka desimal, dipisahkan oleh tiga titik, mulai dari 0 hingga 255.

Berikut contoh IPv4:

192.0.2.146 

Ruang alamat 32-bit bisa menyediakan sekitar 4,3 miliar alamat. Tapi, beberapa disimpan untuk jaringan pribadi dan tidak tersedia untuk penggunaan umum.

Subnetting IPv4

Pengertian

SubNetting adalah proses membagi sebuah network menjadi beberapa Sub-network. Subnetting hanya dilakukan pada IP addres kelas A, kelas B dan kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Prinsip subnetting adalah memperbanyak network ID dari suatu network id yang sudah ada, dimana sebagaian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat ID host tambahan.

Kenapa Memerlukan Subnettting?

Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address

Walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.

Tujuan Subnetting

  • Mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
  • Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  • Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
  • Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
  • Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penimbunan) akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Perhitungan Subnet

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus menggunakan table yang lebih cepat.
Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah:

  • Jumlah Subnet,
  • Jumlah IP dan IP Dipakai,
  • Blok Subnet (Network dan Broadcast).

Gambar 2. 1. Pembentukan Subnet dari HostID

Network dan Broadcast

Dalam setiap kelompok IP, terdapat 2 IP yang bersifat khusus

  • Network: identitas suatu kelompok IP
  • Broadcast: alamat yang digunakan untuk memanggil semua IP yang berkarespondensi

Network = IP pertama dari suatu kelompok
Broadcast = IP terakhir dari suatu kelompok

Perhitungan Subnetting dengan Binary

Diketahui ip address : 192.168.1.1/26 IP Binary : 1100000.10101000.00000001.00001010 = 192.168.1.1

  • Netmask : 1111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.255.192
  • CIDR : 8 + 8 + 8 + 2 = 26
  • Network : 1100000.10101000.00000001.00000000 = 192.168.1.0
  • Broadcast : 1100000.10101000.00000001.00111111 = 192.168.1.63
  • Ip subnet = 2(26-24) = 4 buah network
  • Jumlah IP = 2(32-26) = 64 host
  • Usable IP = 2(32-26) – (2*) = 62, *(network+broadcast)
  • Block Range = 192.168.1.0-192.168.1.63

Gambar 2. 2. Pembentukan Subnet dari perhitungan binari

Perhitungan Subnetting dengan Graph & Table

Diketahui ip address : 192.168.1.10/26

Gambar 2. 3. Graph subnetting kelas C

  • IP Binary : 192.168.1.10
  • Netmask : 255.255.255.(256-total ip/64) = 255.255.255.192
  • Network : 192.168.1.0
  • Broadcast : 192.168.1.63
  • Ip subnet = 4 buah network
  • Jumlah IP = 64 host
  • Usable IP = 62, (Jumlah IP – network+broadcast)
  • Block Range = 192.168.1.0-192.168.1.63

Subnetting Kelas C
Subnetting sangat penting untuk memanajemen jaringan karena dapat memecah blok ip ke dalam network yang lebih kecil, sehingga dapat mengefisiensi IP dalam jaringan.

Gambar 2. 4. Table subnetting kelas C

Terus apa itu SUBNET MASK?

Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST.

Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang ada digambar awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT. Atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).

C. PERCOBAAN

1. Skenario

Dalam percobaan ini kita akan mensimulasikan 2 subnet yaitu :

  • LAB 1 : 192.168.1.0/26
  • LAB 2 : 192.168.1.64/26

2 subnet diatas dihubungkan melalui sebuah router seperti terlihat pada gambar

Gambar 2. 5. Skema Jaringan Simulasi Subnetting
Dengan PC1, PC2 dan PC4 menggunkan gateway, namun PC3, PC5 dan PC6 tanpa menggunkan gateway

2. Langkah percobaan

1). Buat simulasi jaringan seperti gambar diatas termasuk setting ip gateway router, ip address pc, netmask pc dan gateway pc (tidak semua pc diberikan gateway)

2). Setelah setting ip selesai, pindahkan mode ke simulasi lalu buat skenario seperti berikut (edit filter event list ke Ipv4 icmp) :

  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 1 ke PC 3, lalu amati jalannya pdu icmp nya
  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 1 ke PC 4, lalu amati jalannya pdu icmp nya
  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 2 ke PC 5, lalu amati jalannya pdu icmp nya
  • Kirimkan paket simple pdu dari PC 3 ke PC 6, lalu amati jalannya pdu icmp nya

3). Setelah selesai membuat simulasi pada point 2, kembalikan mode ke Rieltime, lalu cobak lakukan tracing sebagai berikut :

  • Tracing dari PC 1 ke PC3, lalu amati hasil penelusaran routenya
  • Tracing dari PC 1 ke PC4, lalu amati hasil penelusaran routenya
  • Tracing dari PC 2 ke PC5, lalu amati hasil penelusaran routenya
  • Tracing dari PC 3 ke PC6, lalu amati hasil penelusaran routenya

Catatan :

Format perintah tracing

tracert iptujuan

Misal dari PC 1 ke PC 4

tracert 192.168.1.65



 IP ADDRESS Versi 6 (IPv6)

Internet Protocol versi 6 atau IPv6 adalah versi terbaru IP address, yang juga disebut sebagai Internet Protocol Next Generation (IPng). Fungsinya mirip dengan Internet Protocol versi 4 (IPv4), yang menyediakan alamat khusus bagi semua perangkat yang terhubung ke internet. Namun, tidak seperti IPv4, IPv6 menggunakan alamat 128-bit.

Ruang alamat 128-bit memungkinkan sekitar 340 undecillion alamat atau 1.028 kali lebih banyak daripada IPv4. Alamat IPv6 memuat angka dan huruf, ditulis dalam delapan kelompok angka heksadesimal empat digit, dipisahkan oleh titik dua.

Berikut contoh IPv6:

2001:db8:3333:4444:CCCC:DDDD:EEEE:FFFF

Selain alamat yang lebih banyak, IPv6 juga memiliki header yang lebih sederhana daripada IPv4. IP header adalah informasi meta di awal paket IP. Header IPv6 memiliki format baru yang dirancang untuk meminimalkan overhead header sehingga pemrosesan paket menjadi lebih efisien.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

FUNGSI FUNGSI TOOLS PADA CORELDRAW-Tabita Tabana XI TKJ 1

Membuat Poster Makanan - Canva